Sunday, October 31, 2021
Wednesday, October 27, 2021
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membaca Puisi
Secara umum, puisi bisa diartikan sebagai bentuk karya sastra yang memiliki aturan irama, rima, dan penyusunan bait serta baris dengan pemilihan kata yang cermat. Artinya, kata-kata yang digunakan dalam karya sastra ini akan sedikit berbeda dari kata-kata yang kita digunakan sehari-hari.
Hal yang sama berlaku ketika kita membacanya. Ada aturan-aturan yang harus dipenuhi. Bukan sembarang mengucap atau membaca layaknya kita membaca buku atau yang lainnya.
Kesalahan yang seringkali dilakukan dalam membaca puisi adalah membaca seperti cerita biasa, kurang menjiwai isi puisi, tidak menunjukan tekanan suara yang sesuai isi puisi, serta tak cukup percaya diri saat membacanya. Nah, agar pesan yang ada dalam puisi dapat tersampaikan secara keseluruhan dan maksimal, maka kita harus memperhatikan 4 aspek dalam membaca puisi, diantaranya ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi.
Ekspresi
Ekspresi adalah mimic wajah yang dibuat sesuai dengan bait tertentu, dimana tergantung kepada isi dan nada puisi yang akan disampaikan. Puisi yang mengisahkan sebuah kesedihan maka ekspresi wajah harus sendu, demikian pula bila puisi mengisahkan suka cita maka ekspresi wajah harus terlihat gembira.
Tekanan
Dalam membaca puisi perlu diperhatikan tekanan dari kuat lemahnya nada pada kata tertentu. Setiap kata terkadang memiliki tekanan yang berbeda, biasanya semakin penting kata tersebut maka semakin kuat penekanannya.
Lafal
Lafal adalah kejelasan dalam mengucapkan setiap kata dan hurufnya.
Dalam membaca puisi artikulasi harus jelas, apabila kurang fasih dalam penyampaian tiap kata maka puisi tidak dapat ditangkap oleh pendengar secara maksimal.
Intonasi
Intonasi merupakan naik turunnya nada dalam pembacaan puisi. Sama seperti unsur-unsur lainnya, intonasi juga tak kalah penting. Ini karena intonasilah yang akan menentukan bagaimana perasaan pendengar terhadap puisi dan akan memberikan keindahan pada puisi yang dibaca.
Bacalah Puisi di bawah ini!
RINGKASAN MATERI: Teks Puisi
Pengertian Puisi
Unsur-Unsur Puisi
1. Majas
2. Irama
3. Kata konotasi
4. Kata Berlambang
5. Imaji
Jenis Puisi
1. Puisi Naratif
2. Puisi Lirik
3. Puisi Deskriptif
Pembacaan Puisi yang Baik
1. Ekspresi
2. Lafal
3. Tekanan
4. Intonasi
RINGKASAN MATERI: Teks Eksposisi
Pengertian Teks Eksposisi
Gagasan dan Fakta dalam Teks Eksposisi
1. Gagasan
2. Fakta
Pola Pengembangan Teks Eksposisi
1. Pola penyajian umum-khusus
2. Pola penyajian khusus-umum
3. Pola penyajian ilustrasi
4. Pola penyajian perbandingan
Struktur Teks Eksposisi
1. Tesis
2. Rangkaian argumen
3. Penegasan Ulang
Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi
1. Menggunakan kata teknis
2. Menggunakan kata hubung (konjungsi) kausalitas
3. Menggunakan kata kerja mental
4. Menggunakan kata rujukan
5. Menggunakan kata persuasif
RINGKASAN MATERI Teks Berita
TEKS BERITA
Materi : Bahasa Indonesia
Kelas : VIII
1. Pengertian Teks Berita
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI), berita adalah, kabar; cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat.
Teks berita adalah suatu teks yang berisi informasi mengenai suatu hal, kejadian atau peristiwa yang terjadi dan masih hangat dibicarakan oleh banyak orang. Sebuah berita harus berdasarkan fakta tapi tidak semua fakta diangkat menjadi sebuah berita
2. Fungsi teks berita
Fungsi teks berita yaitu kita dapat memperoleh berbagai informasi mengenai suatu hal. Bertambahnya informasi berarti bertambah pula wawasan kita, sehingga kita dapat berfikir secara menyeluruh, efektif, kreatif dan kritis terhadap suatu masalah yang terjadi di sekitar kita.
Dapat disimpulkan fungsi atau manfaat teks berita adalah untuk:
1. Mendapatkan informasi
2. Menambah wawasan
3. Sebagai pelajaran hidup
3.Ciri-ciri Teks Berita:
a) Faktual berdasarkan atas kejadian yang sebenarnya (dapat dipercaya)
b) Aktual sesuatu yang sedang hangat dibicarakan (terkini)
c) Unik dan menarik
d) Seimbang yaitu bersifat netral dan tidak memihak
e) Sistematis dan lengkap
f) Komunikatif dan mudah dipahami oleh semua orang
g) Objektif bersifat apa adanya.
4. Jenis teks berita:
(1) berita langsung (straight news)
(2) berita mendalam (depth news)
(3) berita penyelidikan/penelitian dari berbagai sumber (investigation news)
(4) berita interpretatif / pendapat penulis (interpretative news)
(5) berita opini / pendapat ahli (opinion news)
5.Unsur-unsur Teks Berita
Dikenal dengan istilah 5W+1H.
1. apa (what) apa kejadian atau peristiwa yang diberitakan
2. siapa (who) siapa saja orang yang terlibat
3. kapan (when) kapan waktu kejadian
4. dimana (where) dimana tempat kejadian
5. mengapa (why), memuat alasan dan sebab akibat
6. bagaimana (how) menjelaskan proses terjadinya peristiwa
Dalam bahasa Indonesia sering juga disingkat dengan ADIKSIMBA
Yaitu: Apa, Dimana, kapan, Siapa, Mengapa dan Bagaimana
6.Struktur Teks Berita
1. Kepala Berita, disebut juga Judul Berita merupaka kata kunci yang mewakili keseluruhan isi berita
2. Teras / Lead Berita, merupakan bagian yang sangat penting dari berita. Di dalam teras berita terangkum inti keseluruhan isi berita, berisi jawaban unsur 5W+1H
3. Tubuh Berita, merupakan tempat berita berada, di dalam tubuh berita inilah pembaca dapat mengetahui isi berita secara terperinci
4. Ekor Berita, berisi informasi tambahan. Bagian ini merupakan pelengkap dari sebuah berita.
7. Unsur Kebahasaan Teks Berita
1. Mudah dipahami, yaitu bahasa yang biasa dipakai sehari-hari bersifat standar atau baku.
2. Menggunakan kalimat simpleks atau tunggal yang terdiri atas subjek dan predikat
3. Menggunakan kalimat langsung. Ditandai dengan penggunaan tanda petik ganda disertai keterangan penyertaan.
4. Menggunakan verba transitif : verba yang memerlukan nomina.
Contohnya: Aisyah membeli Koran terbitan hari ini.
5. Menggunakan verba pewarta : kata yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu percakapan.
Contohnya: Shadeq selaku ketua panitia, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memupuk rasa kepedulian antarsesama di kalangan siswa SMP Islam Al-Ishlah.
6. Menggunakan konjungsi untuk memperjelas maksud berita. Seperti, kemudian, sejak, setelah, awalnya, akhirnya dll.
7. Mempunyai makna yang jelas dan tidak menimbulkan makna yang taksa atau ambigu (membingungkan / bermakna ganda).
8. Meringkas Teks Berita
Ringkasan berguna untuk membuat ide-ide pokok yang mewakili setiap bagian bacaan aslinya. Dalam meringkas berita kita tidak boleh menghilangkan unsur 5W+1H atau ADIKSIMBA namun, kita dapat meringkasnya dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
• Pertama, mencermati naskah asli untuk menangkap kesan umum dan sudut pandang pembaca.
• Kedua, mencatat gagasan utama yang mengandung unsur 5W+1H.
• Ketiga, membuat reproduksi, yaitu dengan menyusun kembali suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan utama.
• Keempat, ketentuan tambahan yang harus kita cermati adalah (a) sebaiknya menggunakan kalimat tunggal. (b) bila mungkin ringkas kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, rangkaian gagasan diganti dengan gagasan sentral saja. (c) pertahankan susunan gagasan asli dan ringkas gagasan-gagasan tersebut dalam urutan seperti urutan naskah asli. (d) bila teks mengandung dialog, maka harus diubah kedalam bahasa tak langsung.
9. Menyimpulkan teks berita
Kesimpulan adalah kata-kata akhir dari suatu uraian. Didalam suatu kesimpulan juga harus memuat unsur-unsur berita dengan rumusan yang lebih ringkas. Dengan demikian, kesimpulan tentang isi suatu berita juga harus memanfaatkan ringkasan kita sebelumnya terhadap pokok-pokok informasi dengan berpatokan pada rumus ADIKSIMBA.
10. Tanggapan terhadap isi teks berita
Tanggapan adalah sambutan terhadap suatu ucapan. Isinya bisa berupa kritik atau komentar. Berkaitan dengan pemberitaan, aspek yang ditanggapi bisa berkenaan dengan isi beritanya itu sendiri dan kebahasaannya. Suatu tanggapan dapat berupa kritik, saran, sanggahan, dukungan, ataupun komentar-komentar lainnya. Suatu tanggapan sebaiknya disertai dengan fakta ataupun contoh-contoh dan alasan-alasan yang logis.
11. Langkah-Langkah Menulis Berita
• Pertama, menentukan dengan pasti sumber berita, yakni berupa peristiwa yang menarik dan menyangkut kepentingan orang banyak.
• Kedua, mendatangi sumber berita yakni dengan mengamati langsung dan mewawancarai orang-orang yang bersangkutan dengan peristiwa itu.
• Ketiga, mencatat fakta-fakta dengan berkerangka pada pola 5W+1H.
• Keempat, mengembangkan catatan itu menjadi sebuah teks berita yang utuh, yang disajikan mulai dari bagian penting ke kurang penting
12. Menyunting Teks Berita
Tahap terakhir sebelum berita itu dipublikasikan yakni harus melalui tahap penyuntingan.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah sebagai berikut.
· Pertama, kebenaran isi berita, yang ditunjang oleh keakuratan fakta-faktanya.
· Kedua, kelengkapan isi berita, yang ditandai oleh hadirnya komponen-komponen berita yang terangkum dalam 5W+1H.
· Ketiga, struktur penyusunan berita yang dimulai dari bagian yang penting ke bagian yang kurang penting.
· Keempat, penggunaan bahasanya, yang terkait dengan keefektifan kalimat, kebakuan kata, dan ketepatan ejaan dan tanda bacanya.
13. Membacakan Teks Berita
Dalam membacakan berita harus diperhatikan hal-hal berikut:
1. lafal dan pengucapan yang jelas;
2. intonasi yang benar;
3. sikap yang benar;
RINGKASAN MATERI Cerita Pendek ( CERPEN )
Bentuk Karya Sastra Indonesia
1. Prosa: Bentuk Karya sastra berupa narasi atau cerita.
Contoh: novel, roman, cerpen, cergam, cermis, cermin, komik.
- novel yaitu sebuah karya prosa panjang yang adanya perubahan nasib pada tokohnya. Contohnya Negeri Lima Menara (Ahmad Fuadi)
- Roman yaitu, sebuah karya prosa panjang yang menceritakan tokoh dari kecil sampai dia meninggal. Contohnya Roman Siti Nurbaya (1922, Marah Rusli) penerbit Balai Pustaka
2. Puisi
Puisi, adalah bentuk karya sastra berupa susunan diksi (pilihan kata) yang indah dan mempunyai makna yang dalam.
Ada dua jenis puisi yaitu puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama adalah puisi yang ditulis mengikuti aturan yang mengikat
Contohnya : Pantun, Syair, Gurindam, Karmina
Puisi baru disebut juga pusii bebas dan tidak mengikuti aturan yang tetap.
3. Drama
ž Drama yaitu, bentuk karya sastra berupa dialog dengan tujuan untuk dipentaskan
Apa itu cerpen?
Cerpen (cerita pendek) yaitu, sebuah jenis karya sastra yang menggambarkan cerita atau kisah alur hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Alurnya tungggal
Ciri-ciri Cerpen
- Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
- Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata (5-10 halaman)
- Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
- Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya.
- Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.
- Bersifat Fiktif.
- Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
- Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama. (habis dibaca dalam satu kali duduk)
- Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam.
- Hanya ada satu konflik dan satu penyelesaian. Unsur CERPEN ada dua:
1. UNSUR EKSTRINSIK
2. UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Unsur Intrinsik Cerpen
v Tema
v Tokoh
v Penokohan
v Alur/plot
v Latar/setting
v Sudut pandang
v Gaya bahasa
v Amanat
1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen. Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.
Tokoh
2. Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
ž Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang baik.
ž Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.
ž Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
3. Penokohan
Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat suatu masalah
ž Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna dalam cerita.
4. Alur/ plot
Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
— Tahap perkenalan
— Tahap penanjakan
— Tahap klimaks
— Anti klimaks
— Tahap penyelesaian
Ada 3 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
ž Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
ž Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.
ž Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam satu cerita.
5. Latar/ setting
ž Latar tempat, yaitu lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat- tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.
ž Latar waktu, berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
ž Latar suasana, yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku malakukan sesuatu.
ž 6. Sudut Pandang
ž Sudut pandang adalah posisi atau pandangan pengarang dalam menyampaikan cerita. Penerapannya bisa dilihat dari penggunaan kata ganti yang digunakan pengarang dalam cerpen.
Secara umum ada 2 macam-macam sudut pandang yakni sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga sebagai berikut.
ž Sudut pandang orang pertama yaitu cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang pertama. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, kami dan sebagainya.
ž Sudut pandang orang ketiga cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang ketiga. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka dan sebagainya.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Hal ini meliputi:
ž Diksi, pilihan kata.
ž Penggunaan kalimat
ž Pemakaian majas.
ž 8. Amanat
ž Amanat adalah pesan yang terkadung dalam cerpen yang bisa diambil oleh pembaca. Pesan yang disampaikan oleh pengarang bisa secara tersurat atau tersirat.
STRUKTUR TEKS CERPEN
1.Orientasi
2. komplikasi
3. Evaluasi
4. Resolusi
5. Koda
• 1. ORIENTASI
Pengertian orientasi pada cerpen berhubungan dengan waktu, suasana dan tempat di dalam cerita pendek tersebut, yang menjawab pertanyaan kapan, dimana serta bagaimana
2. KOMPLIKASI
Komplikasi adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur komplikasi ini yang menggambarkan plot cerita.
3. EVALUASI
Pengertian evaluasi adalah konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks. Dalam evaluasi, konflik sudah mulai mendapatkan solusi dan penyelesaian serta menuju ke tahap akhir.
4. RESOLUSI
Pengertian resolusi adalah ketika pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami tokoh dalam cerpen.
5. KODA
Pengertian koda adalah nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh pembaca. Pesan dan amanat menjadi intisari cerita yang bisa dipetik oleh pembaca setelah membaca teks cerpen.
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERPEN
• 1. Kata sifat
• 2. Kata keterangan
• 3. Kalimat langsung dan tidak langsung
• 4. Gaya bahasa bersifat konotasi
• 5. Penggunaan bahasa tidak baku
• 6. memenggunakan gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan maupun perulangan.
1. kata sifat yaitu kata yang dipakai untuk menjelaskan sifat atau kondisi suatu hal, baik pada makhluk hidup, benda mati, tempat waktu dan lain-lain.
contoh pemakain kata sifat pada kalimat, antara lain:
a. Dia anak pendiam, tetapi dia bukan anak nakal.
b. Kamu memang sahabat terbaik saya
c. Linda tidak suka pelajaran fisika
d. Sepertinya kamu lebih cocok mengenakan baju berwarna pink
e. Ruang kelas tertata dengan rapi.
2. Kata keterangan yaitu kata yang digunakan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya
3. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Kalimat langsung merupakan sebuah kalimat kutipan yang dilontarkan langsung oleh pembicara tanpa melalui perantara apapun sama persis dengan apa yang dikatakan oleh pembicara tersebut.
contoh kalimat langsung
a. Ayah menyuruh, “Tolong ambilkan kopi di meja itu!”
b. “Itu salahmu!” kata Roni kepada Ani.
C. “Siapakah yang melempar kertas ini?” tanya bu guru .
e. Joni berkata: “Aku ingin menjadi pilot suatu saat nanti.”
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang berisikan pernyataan orang lain dalam bentuk kalimat
Contoh kalimat tidak langsung
a. Ibu menyuruhku untuk menjadi anak yang menghormati orang yang lebih tua.
b. Joni mengatakan, ia akan menungguku besok di depan rumah.
c. Ali mengatakan bahwa ia tidak mengerti materi yang disampaikan oleh Bu Rini tadi.
d. Ani meminta pada ibunya untuk dibelikan seragam baru.
e. Ibu guru mengatakan kita harus giat belajar agar menjadi anak yang pandai.
f. Aldo mengatakan bahwa saya harus mencoba masakan ibunya.
4. Gaya bahasa bersifat konotasi
Kalimat konotasi adalah kalimat yang mengandung makna yang bukan sebenarnya, makna konotasi juga biasanya disebut dengan istilah makna kias.
Contohnya,
a. Aisyah merupakan anak emas dalam keluarganya
(anak emas: anak yang paling disayang)
b. Karena besar kepala, Naya dijauhi teman-temannya (besar kepala:sombong)
c. Meskipun Fandi belum berhasil, Fandi tidak gigit jari (gigit jari: kecewa)
d. Kamu itu jangan seperti air di atas daun talas (tidak tepat pendirian)
e. Setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan hati dingin (hati dingin: sabar)
5. Penggunaan Bahasa Tidak Baku
Bahasa atau kata tidak baku merupakan kata yang dipakai tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering dipakai pada saat percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur.
Contoh Kata Tidak Baku
Seperti: praktek, pasip, apotik, efektip, karna, poto, biosfir, bis, obyek, nasehat, aktip, negri, tekhnik, nopember dan llain sebagainya.
Contoh Kalimatnya
Saya membeli obat di apotik enggal.
6. Menggunakan Gaya Bahasa Perbandingan, Pertentangan, Pertautan Maupun Perulangan.
a. Majas perbandingan
1. Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata perumpamaan disamakan saja dengan "persamaan"
misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau sebagai di antara dua hal yang berbeda. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah sebuah kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek; dan satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi yang terdahulu.
misalnya
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu
4. Personifikasi
Personifikasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa.
Misalnya
a. Angin yang meraung,
b. Angin membelai indah sampai kerelung hatiku
Gaya Bahasa Pertentangan
1. Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebih-lebihan, yang memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh
a. Sempurna sekali tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik atau cantik
b. Hatiku hancur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak, mendengar dia memutuskan diriku
2. Litotes
Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan, litotes, mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Contoh Hasil usahanya tidaklah mengecewakan
Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi
3. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir. Contoh.Bagus benar tulisanmu seperti cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku
c. Gaya Bahasa Pertautan
1. Metonimia
Jenis gaya bahasa yang mempergunakan sesuatu yang lain berkaitan erat dengannya. Dalam metonomia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud dengan barang yang lain.Contoh: Ia naik honda ke kantor.
2. Alusio
Alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan perbandingan dengan menggunakan ungkapan atau pribahasa yang sudah lazim.
Contoh: Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang asap saja
3. Sinekdoke
Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya. Contoh:Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air kita
Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu
d. Gaya Bahasa Perulangan
1. Aliterasi
Adalah jenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakain kata-kata yang permulaannya sama bunyi
Contoh:
dara damba daku
datang dari danau
duga dua duka
diam didiriku
2. Asonansi
Gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Contoh:Muka muda mudah muram
Tiada siaga tiada bisa
Jaga harga tahan raga
3. Simploke
Merupakan gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Contoh:
Kau katakan aku wanita pelacur,
aku katakan biarlah
Kau katakan aku wanita mesum,
aku katakan biarlah
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi, secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen antara lain:
1. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut:
Ideologi Negara
Kondisi Politik
Kondisi Sosial
Kondisi Ekonomi
2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang mendorong penulis dalam membuat cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, diantaranya adalah:
a. Riwayat Hidup Penulis
Pada bagian ini berisikan tentang biografi pengarang secara menyeluruh. Faktor ini dapat mempengaruhi pengarang dalam mengarang cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dari pengarang itu sendiri
b. Kondisi Psikologis
Kondisi Psikologis pengarang meliputi mood dan motivasi , kondisi ini sangat mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.Contohnya seperti jika pengarang sedang dalam keaadaan sedih , dia akan membuat sebuah cerpen yang berceritakan sedih juga.
C. Aliran Sastra Penulis
Aliran Sastra berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang guna menceritakan sebuah cerita dalam cerpen.
3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
Ada beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen. Dan nilai-nilai tersebut diantaranya adalah:
a. Nilai Agama, Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen.
b. Nilai Sosial, Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
c. Nilai Moral
Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik).
D. Nilai Budaya
Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan , kebiasaan, serta tradisi adat istiadat.