Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Wednesday 10 November 2021

Asal Mula Bahasa Indonesia

Sponsor


Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang ditetapkan dalam konstitusi pada tanggal 18 Agustus 1945. Namun, bahasa ini lahir sejak tahun 1928 dan kini telah berusia lebih dari 90 tahun.

Pasal 36 UUD 1945 menyebutkan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Bahasa persatuan ini lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 yang pada saat itu diikrarkan dalam Sumpah Pemuda. Sumpah setia dari para pemuda di berbagai wilayah Nusantara ini menghasilkan tiga kesepakatan.

Pertama, bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa nasional dalam forum Kongres Pemuda kedua.

Dilansir dari laman Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), putusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia lahir dan berkembang dari bahasa Melayu yang digunakan sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca di hampir seluruh wilayah Asia Tenggara sejak zaman dahulu.

Sejarah mencatat bahasa Melayu mulai digunakan di kawasan Asia Tenggara sejak abad-7. Pendapat ini dibuktikan dengan enam prasasti yang ditemukan di wilayah Nusantara. Empat diantaranya ditulis dengan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuno yang ditemukan pada zaman Sriwijaya dan dua diantaranya ditemukan di wilayah Jawa menggunakan bahasa Melayu Kuno.

Berikut enam prasasti yang mengungkap asal muasal bahasa Indonesia dari bahasa Melayu:

1. Prasasti yang ditemukan di Kedukan Bukit Palembang yang berangka tahun 683 M

2. Prasasti Talang Tuwo di Palembang yang berangka 684 M

3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat yang berangka tahun 686 M

4. Prasasti Karang Brahi di wilayah Jambi yang berangka tahun 688 M

5. Prasasti yang ditemukan di Jawa Tengah (Gandasuli) dengan berangka tahun 832 M

6. Prasasti yang ditemukan di Bogor yang berangka tahun 942 M

Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan yakni bahasa suku pelajaran agama Buddha. Selain itu, bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku dan bahasa perdagangan, termasuk dengan para pendatang dari luar Nusantara.

Perkembangan bahasa Melayu di Nusantara diperkuat dengan informasi dari seorang ahli sejarah China, I-Tsing. Dia menemukan bahwa bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa perhubungan di Kepulauan Nusantara. I-Tsing menyebutnya sebagai Koen-luen.

"Di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K'ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw'enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun'lun (Parnikel, 1977:91), K'un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu," tulis Direktorat SMP seperti dikutip, Senin (8/11/2021).

Selain prasasti dan sumber berita dari China, perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu diperjelas dengan peninggalan kerajaan Islam. Di antaranya adalah batu nisan di Minye Tujoh, Aceh yang berangka tahun 1380 M dan hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.

Diketahui, persebaran bahasa Melayu di berbagai pelosok Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama Islam di wilayah ini. Perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh corak budaya daerah.

Bahasa Melayu dinilai mudah diterima oleh masyarakat karena tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa ini menyerap kosakata dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu melahirkan ragam dialek.

Itulah sejarah bahasa Melayu sebagai induk dari bahasa Indonesia. Hingga kini, bahasa Indonesia digunakan oleh masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan.


Sumber: "Dari Mana Asal Bahasa Indonesia? 6 Prasasti Ini Ungkap Sejarahnya" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5802521/dari-mana-asal-bahasa-indonesia-6-prasasti-ini-ungkap-sejarahnya.


Faktor Penyebab Sulitnya Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar

 Sponsor

1. Masyarakat Kurang Paham antara Bahasa Baku dan Tidak Baku

Masyarakat Indonesia masih suka mencampuradukkan antara bahasa baku dan tidak baku. Masyarakat Indonesia sendiri lebih sering menggunakan bahasa tidak baku, sehingga timbul anggapan bahwa berbahasa hanya berkaitan dengan penyampaian maksud, tanpa memperhatikan kaidah kebahasaan.

Kesalahan yang sering muncul terjadi adalah kurangnya masyarakat Indonesia yang menggunakan ragam baku.

2. Meremehkan Definisi
Maksud dari meremehkan definisi adalah masyarakat Indonesia merasa paham dengan arti sebuah kata. Namun pemahaman yang mereka ketahui berbeda dengan makna sesungguhnya.

Contohnya yaitu kata dirgahayu, kata dirgahayu sering diartikan sebagai selamat ulang tahun. Padahal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dirgahayu artinya berumur panjang.

Semestinya dirgahayu tidak disambungkan dengan angka atau umur lembaga atau orang yang berulang tahun.

3. Minimnya Penguasaan Struktur Kalimat
Masyarakat Indonesia masih memahami penggunaan struktur kalimat pada kalimat sederhana. Namun permasalahannya adalah ketika melihat struktur kalimat pada kalimat majemuk. Kesulitan tersebut muncul akibat minimnya pengetahuan dan tidak terbiasa menulis dengan struktur kalimat yang benar.

4. Perubahan Struktur Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Sejak era sumpah pemuda hingga kini telah terjadi lima kali perubahan ejaan bahasa Indonesia.

Ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia sendiri yaitu Ejaan Van Ophuysen, Ejaan Republik atau Ejaan Suwandi, Ejaan Malindo, Ejaan Yang Disempurnakan, dan Ejaan Bahasa Indonesia. Masing-masing ejaan memiliki ciri khas tersendiri pada masanya.

Perubahan ejaan tersebut tidak diikuti dengan sosialisasi yang memadai, sehingga masyarakat Indonesia umumnya tidak mengetahui dan tidak menerapkan kaidah tersebut.

5. Kurangnya Minat Generasi Muda dalam Mempelajari Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sering dianggap sebagai bahasa yang ketinggalan zaman. Hal tersebut dikarenakan pedagogi bahasa Indonesia yang terkesan monoton dan sulit dipahami.

Seharusnya guru-guru bahasa Indonesia menggunakan pola-pola pengajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menciptakan rasa cinta terhadap negara. Generasi muda sebagai penerus bangsa hendaknya selalu mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu detikers juga dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mempelajari bahasa Indonesia seperti mengunduh aplikasi KBBI dan lain sebagainya.

Sumber: "Benarkah Bahasa Indonesia adalah Bahasa yang Sulit? Ini 5 Alasannya" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5791871/benarkah-bahasa-indonesia-adalah-bahasa-yang-sulit-ini-5-alasannya.


Friday 3 August 2018

Instrumen Akreditasi SMP/MTs - 2017 STANDAR PENILAIAN

Instrumen Akreditasi SMP/MTs  Berdasarkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Tahun 2017 pada Standar Penilaian sebagai berikut:

112. Guru melaksanakan penilaian hasil belajar siswa berdasarkan 6 prinsip penilaian: (1) sahih, (2) objektif, (3) adil, (4) terbuka, (5) holistik, (6) akuntabel.
  • A.   91%-100% guru menerapkan 6 prinsip penilaian
  • B.   81%-90% guru menerapkan 6 prinsip penilaian
  • C.  71%-80% guru menerapkan 6 prinsip penilaian
  • D.  61%-70% guru menerapkan 6 prinsip penilaian
  • E.   Kurang dari 61% guru menerapkan 6 prinsip penilaian

Instrumen Akreditasi SMP/MTs - 2017 STANDAR PEMBIAYAAN

96. Sekolah/madrasah memiliki Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 3 tahun terakhir yang memuat alokasi anggaran untuk investasi yang meliputi: (1) pengembangan sarana dan prasarana, (2) pengembangan pendidik, (3) pengembangan tenaga kependidikan, (4) modal kerja.
  • A.   Memuat 4 alokasi
  • B.   Memuat 3 alokasi
  • C.   Memuat 2 alokasi
  • D.   Memuat 1 alokasi
  • E.   Tidak memuat alokasi

Instrumen Akreditasi SMP/MTs - 2017 STANDAR SARANA DAN PRASARANA

57. Sekolah/madrasah memiliki luas lahan sesuai ketentuan luas minimum.

  • A.   Memiliki luas lahan sesuai ketentuan
  • B.   Memiliki lahan dengan luas 91%-99% dari ketentuan
  • C.   Memiliki lahan dengan luas 81%-90% dari ketentuan
  • D.   Memiliki lahan dengan luas 71%-80% dari ketentuan
  • E.   Memiliki lahan dengan luas kurang dari 71% dari ketentuan

Instrumen Akreditasi SMP/MTs - 2017 STANDAR PROSES

10. Sekolah/madrasah mengembangkan silabus yang memuat komponen:
(1) identitas mata pelajaran, (2) identitas sekolah/madrasah, (3) kompetensi inti, (4) kompetensi dasar, (5) materi pokok, (6) kegiatan pembelajaran, (7) penilaian, (8) alokasi waktu, (9) sumber belajar.
  • A.   Memuat 9 komponen dalam silabus 
  • B.   Memuat 8 komponen dalam silabus 
  • C.  Memuat 7 komponen dalam silabus 
  • D.  Memuat 6 komponen dalam silabus 
  • E.   Memuat kurang dari 6 komponen dalam silabus 

Instrumen Akreditasi SMP/MTs - 2017 STANDAR ISI

Instrumen Akreditasi SMP/MTs  Berdasarkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Tahun 2017 pada Standar Isi  sebagai berikut:
 
1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.
  • A. 91%-100% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual
  • B. 81%-90% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual
  • C. 71%-80% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual
  • D. 61%-70% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual
  • E. Kurang dari 61% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual

Instrumen Akreditasi SMP/MTs - 2017 STANDAR PENGELOLAAN


81. Sekolah/madrasah memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan, meliputi: (1) perumusan, (2) keputusan, (3) penetapan, (4) peninjauan.
  • A.   Memenuhi 4 ketentuan
  • B.   Memenuhi 3 ketentuan
  • C.   Memenuhi 2 ketentuan
  • D.  Memenuhi 1 ketentuan
  • E.   Tidak sesuai ketentuan

Wednesday 25 July 2018

Contoh: PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU DAN STAFF





PROGRAM


PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
GURU DAN STAFF








 Tahun Pelajaran 2014/2015






PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 230 JAKARTA

Jln. TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur 13860

Friday 20 July 2018

Pendidikan dan Kesehatan Sektor Penting dalam Kemajuan dan Peningkatan Taraf Kehidupan Masyarakat

Bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab, artinya bahwa suatu bangsa atau negara di duna ini akan menjadi bangsa atau negara yang besar jika memiliki keberadaban yang tinggi. Di samping itu juga dapat dikatakan bahwa sebuah bangsa atau negara yang besar niscaya akan menjadi bangsa atau negara yang beradab. Makna dari pernyataan tersebut lebih jauh dapat dijabarkan menjadi luas yaitu jika dikaitkan dengan pergaulan sesama bangsa dan negara di dunia ini tentunya tata cara dalam pergaulan antarnegara tersebut pastilah diperlukan sehingga akan terjalin hubugan sesama bangsa dan negara di dunia ini secara harmonis. Mereka akan saling menghargai dan menghormati dan sekaligus mereka pun akan secara otomatis menunjukkan jati diri masing-masing dengan segala kelebihan dan kehebatannya.