Oleh SBS
Perintah pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu Allah adalah kalimat "Iqra’" (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) yang berarti "Bacalah!" perintah ini diwahyukan di Gua Hira pada malam turunnya wahyu pertama, yang dikenal dengan nama Surah Al-‘Alaq, ayat 1. Ini bukan hanya sekadar sebuah seruan untuk membaca, tetapi juga mencakup pesan yang sangat dalam tentang ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan pemahaman spiritual dalam Islam. Makna dari "Iqra’" atau "Bacalah!" mencakup berbagai dimensi kehidupan, baik dalam konteks intelektual, sosial, maupun spiritual.
1. "Bacalah" sebagai Perintah untuk Mencari Ilmu
Salah satu aspek utama dari perintah "Iqra’" adalah ajakan untuk menuntut ilmu. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, perintah "Bacalah!" bukan sekadar meminta umat Islam untuk membaca teks tertentu, tetapi juga mengajak untuk mencari pengetahuan, memahami dunia, dan merenungkan ciptaan Allah. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mujadilah (58:11):
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat."
Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga ilmu duniawi seperti sains, teknologi, dan seni, yang pada hakikatnya berfungsi untuk mengembangkan peradaban dan meningkatkan kualitas hidup umat manusia.
2. "Bacalah" sebagai Panggilan untuk Menggunakan Akal dan Pemikiran
Dalam perintah pertama ini, terdapat ajakan kuat untuk menggunakan akal dan berpikir secara mendalam. Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca "dengan nama Tuhan yang menciptakan." Dalam Surah Al-‘Alaq (96:1), Allah mengawali perintah ini dengan menyebutkan kata "Bismillah," yang menegaskan bahwa setiap pencarian ilmu dan pemahaman harus dilakukan dengan menyadari bahwa segala pengetahuan adalah ciptaan Allah. Ini adalah dorongan untuk berpikir kritis dan mendalam mengenai makna hidup, keberadaan alam semesta, dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
Berpikir dengan menggunakan akal sehat adalah inti dari pendidikan dalam Islam. Allah telah memberikan kemampuan berpikir kepada manusia, dan perintah untuk membaca adalah panggilan untuk menggunakan kemampuan berpikir itu untuk mendalami ayat-ayat Allah, baik yang tertulis dalam Al-Qur'an maupun yang terkandung dalam ciptaan-Nya. Dalam Surah Al-Imran (3:191), Allah berfirman:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal."
Ayat ini mengajak umat Islam untuk merenungkan dan berpikir tentang alam semesta, sebagai salah satu cara untuk mengetahui kebesaran Allah.
3. "Bacalah" sebagai Seruan untuk Merenung dan Mengingat Allah
Makna "Iqra’" juga dapat dilihat sebagai seruan untuk merenung dan berzikir, yaitu untuk membaca ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al-Qur'an serta tafsir dan hadis-hadis yang berkaitan dengannya. Allah berfirman dalam Surah Al-A'raf (7:204):
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan perhatikanlah dengan diam agar kamu mendapat rahmat."
Membaca Al-Qur'an dan memahami isinya adalah salah satu bentuk ibadah yang paling utama dalam Islam. "Bacalah!" juga mengandung pesan untuk terus memperbarui pemahaman dan penghayatan terhadap wahyu Allah, baik yang berbentuk teks maupun dalam kehidupan sehari-hari. Ini juga merupakan ajakan untuk terus berusaha memahami petunjuk hidup yang diturunkan Allah agar dapat menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan, sesuai dengan tuntunan-Nya.
4. "Bacalah" sebagai Dorongan untuk Mencari Kebenaran
Perintah "Bacalah!" juga mengandung makna pencarian terhadap kebenaran. Islam mengajarkan bahwa kebenaran hanya datang dari Allah. Oleh karena itu, mencari kebenaran melalui pembelajaran, penelitian, dan pemahaman yang benar adalah tugas setiap Muslim. Proses membaca dalam hal ini bukan hanya sekedar menghafal atau membaca teks, tetapi juga meresapi dan menyelami makna di balik teks-teks tersebut. Dalam hal ini, "Bacalah!" mengajak setiap Muslim untuk mencari dan merenungkan kebenaran dalam segala bentuknya, baik dalam agama, ilmu pengetahuan, maupun dalam kehidupan sosial.
5. "Bacalah" sebagai Langkah Awal untuk Menghargai Waktu
Perintah pertama ini juga mengandung makna pentingnya menghargai waktu. Waktu adalah anugerah yang sangat berharga dalam Islam, dan salah satu cara untuk memanfaatkannya dengan baik adalah dengan menuntut ilmu. Melalui bacaan, seseorang dapat meningkatkan pemahamannya dan menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Allah berfirman dalam Surah Al-Asr (103:1-3):
"Demi waktu, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran."
Ayat ini menegaskan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik untuk meningkatkan kualitas diri melalui iman, amal shaleh, dan mencari pengetahuan yang bermanfaat. "Bacalah!" mengingatkan umat Islam untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan untuk terus berupaya memanfaatkan setiap kesempatan untuk menambah ilmu.
6. Pentingnya Pendidikan dalam Islam
Islam sangat memandang penting pendidikan sebagai landasan bagi perkembangan individu dan masyarakat. Perintah "Iqra’" menegaskan bahwa Islam bukan hanya agama yang mengajarkan ritual ibadah, tetapi juga agama yang memotivasi umatnya untuk terus berkembang melalui pendidikan. Dalam sejarah Islam, banyak ilmuwan Muslim yang terkenal, seperti Al-Khwarizmi, Ibnu Sina, Al-Razi, dan lainnya, yang berkontribusi besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Islam memiliki perspektif yang luas mengenai pendidikan dan ilmu pengetahuan, yang tidak hanya terbatas pada ajaran agama semata, tetapi juga meluas ke berbagai bidang kehidupan.
7. Kesimpulan
Perintah "Iqra’" dalam Islam adalah seruan yang mengandung banyak dimensi. Ini bukan hanya seruan untuk membaca teks atau buku, tetapi juga ajakan untuk mencari ilmu, menggunakan akal, merenung, menghargai waktu, dan mencari kebenaran. Dengan memahami makna yang terkandung dalam perintah ini, umat Islam diharapkan dapat memperluas wawasan mereka, baik dalam bidang agama maupun duniawi, dan menjadikan ilmu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, "Iqra’" bukan hanya sekadar seruan untuk membaca, tetapi juga sebuah panggilan untuk membangun peradaban yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang mendalam.